PRAKTIKUM VII
A.
Judul Praktikum : GENETIKA MENDEL
B.
Tujuan Praktikum :
1.
Mendefinisikan istilah gen, lokus,
genotip, fenotip, genom, dominan dan resesif
2.
Menyusun persilangan dengan satu
sifat berbeda
C.
Dasar Teori
Pengetahuan mengenai adanya sifat
menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah lama berkembang, hanya belum
dipelajari secara sistematik. Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat
baru diketahui pada abad 19 oleh Mendel. Ilmu yang mempelajari mekanisme
pewarisan sifat menurun (hereditas) dari induk (parental) kepada keturunannya
(filial) disebut ilmu keturunan atau genetika (berasal dari bahasa latin, genos : asal usul).
Orang pertama yang mengadakan percobaan perkawinan silang
adalah Gregor Mendel (1822-1884). Dalam melakukan percobaan mula-mula Mendel
memilih tanaman ercis karena kacang ercis memiliki tujuh sifat yang kontras.
1.
Hukum Dominan
Pada
pembastaran dengan satu sifat yang berbeda (monohibrid) Mendel menyilangkan
tanaman ercis yang berbiji bulat dengan yang berbiji kisut. Pada generasi pertama
(F1) ternyata semua bijinya bulat. Akan tetapi bila F1-nya
dibiarkan menyerbuk sendiri ternyata pada F2-nya ada yang berbiji
bulat dan ada yang berbiji kisut. Pada F1
sifat biji bulat menutupi sifat biji kisut (sifat dominan), sedangkan sifat
yang ditutupi yaitu sifat biji kisut disebut sifat resesif.
Dari
hasil percobaan inilah Mendel menyimpulkan hukum dominannya, yaitu : Bila
menyilangkan dua organisme (homozigot) yang murni yang mempunyai pasangan sifat
yang kontras maka, hanya satu sifat muncul pada generasi pertama (F1)”.
Contoh
:
P :
Biji Bulat X Biji Kisut
BB bb
G : B B
F1 : Bb
Bb X Bb
(Bulat)
Gamet
F1 : B, b
B, b
F2 :
♂
♀
|
B
|
b
|
B
|
BB
(Bulat)
|
Bb
(Bulat)
|
B
|
Bb
(Bulat)
|
bb
(Kisut)
|
Ratio
fenotip : 3 : 1
Ratio
genotip : 1 : 2 : 1
2.
Sifat Intermediat
Hukum dominan tidak berlaku untuk semua
sifat. Sebagai contoh persilangan antara Mirabilis
jalapa yang berbunga merah (MM) dengan berbunga putih (mm) F1
nya berbunga merah muda. Bila tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri
maka F2 akan berbunga merah, merah muda, dan putih dengan
perbandingan 1 : 2 : 1
3.
Sifat Kodominan
Pada kodominan, sifat dominan dan resesif
muncul berdampingan pada F1 sehingga tampak adanya percampuran sifat.
Contohnya pada persilangan sapi shorthorn
yang berbulu merah dengan sapi yang berbulu putih. Sapi merah genotipnya (RR)
sedangkan sapi putih (rr). Keturunan F1
diperoleh sapi berwarna cokelat. Warna cokelat bukan warna intermediat
antara merah dan putih.
4.
Hukum Segregasi
Hukum
ini segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel.
Mendel mengemukakan:
“Hibrid yang heterozigot pada
generasi pertama F1 yang memiliki sifat yang kontras (dominan atau
resesif) gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi keduanya tidak bercampur dan
kedua gen ini memisah pada saat pembentukan gamet.”
Pada
persilangan tanaman ercis yang berbiji bulat dengan yang berbiji kisut, F1-nya
berbiji bulat heterozigot. Bila F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, pada
F2 diperoleh ratio genotip dengan perbandingan 3 :
1. Munculnya biji yang keriput pada F1 disebabkan adanya proses segregasi
atau pemisahan gen sealel.
Penyimpangan
semu hukum mendel
sebenarnya masih
mengikuti hukum mendel ———> alel berinteraksi.
dikenal beberapa bentulc ———> ratio fenotip f2)
dikenal beberapa bentulc ———> ratio fenotip f2)
1. interaksi pasangan alela pada varitas ayam
——> 9 : 3 : 3 : 1
2. polimeri (nielson-echle) pada varitas gandum
——> 15 : 1
polimeri pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit.
polimeri pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit.
3. kriptomeri pada tanaman "pukul
empat" (mirabilis jalapa)
percobaan pada linaria maroccana ———> 9 : 3 : 4
percobaan pada linaria maroccana ———> 9 : 3 : 4
4. epistasis & hipostasis pada varitas
gandum———> 12 : 3 : 1
5. koepistasis pada lathyrusodoratus ———> 9 :
7
(lathyrus odoratus = varitas ercis yang berbiji manis).
(lathyrus odoratus = varitas ercis yang berbiji manis).
Polimeri
adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme. Kriptomeri adalah
pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi"
(kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga linaria maroccana
adalah ph air sel.
Epistasis adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang
lain sekalipun sifat tersebut dominan.Hipostasis adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.
Atavlsmea dalah
sifat yang hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali
(reappearence). Memiliki sifat yang
sama. Contoh kasus persilangan antara biji gandum berwarnamerah dan biji gandum
berwarna putih dengan M1 dan M2, sedangkan gen putihdisimbolkan dengan m1 dan
m2.
P1 = Genotipe:
M1M1M2M2x m1m1m2m2
Fenotipe : merah putih
Gamet:M1M2m1m2F1 Genotipe:M1m1M2m2Fenotipe:merah
P2 =
Genotipe:M1m1M2m2 x M1m1M2m2
Gamet:M1M2, M1m2,
m1M2, dan m1m2
Berdasarkan
hasil generasi F2 dapat diketahui, bahwa fenotipe merah akanselalu muncul jika
mendapatkan gen dominan M berapapun jumlahnya. Fenotipe putih hanya akan
muncul, jika tidak terdapat gen dominan M. Semakin banyakjumlah gen dominan,
maka sifat yang muncul akan semakin kuat. Jadi, satu ciridipengaruhi oleh
banyak gen dan terjadi secara akumulatif. Contoh polimeri yanglain adalah warna
kulit dan warna iris pada mata manusia. Gen Komplementer adalah interaksi
antara dua gen dominan, jika terdapatbersama-sama akan saling melengkapi
sehingga muncul fenotipe alelnya. Bilasalah satu gen tidak ada, maka pemunculan
sifat terhalang.
a. Genotip : Informasi genetik yang dimiliki oleh
seuatu / seorang
individu
b. Fenotip : Sifat atau karakter yang tampak pada
suatu individu yang dapat diamati adanya
c. Genetika : Ilmu yang mempelajari bagaimana sifat
keturunan (hereditas diturunkan kepada anak dan cucu)
d. Gen : suatu materi yang mengatur berbagai
karakter dalam tubuh
Kromosom terletak pada inti sel (nukleus),
dimana pada tiap kromosom ada lokus (lokasi khusus) yang ditempati oleh
sepasang alel yang bisa disebut dengan gen. Didalam gen sendiri itulah ada
materi genetik yang disebut dengan DNA sebagai pembawa sifat.
Adapun bagian dari kromosom adalah :
a.
Sentromer :
berfungsi untuk pegangan benang – benang gelondong pada saat proses metafase
terjadi.
b.
Lengan : Lengan juga
bisa disebut sebagai bagian tubuh dari kromosom
Ada beberapa tipe dari kromosom berdasarkan letak
sentromernya :
a.
metasentris : letak
sentromer tepat di tengah dari lengan – lengan dari kromosom.
b.
submetasentris :
letak dari sentromer agak di ujung sehingga antara lengan atas dan legan bawah
tidak seimbang.
c.
Akrosentris : letak
dari sentromer mendekati ujung, sehingga hanya sisa sedikit lengan pada
kromosom.
d.
Telosentris : Letak
sentromer pas di ujung lengan yang lainnya, sehingga tidak ada pembagian dari
lengan
Selain itu, tipe kromosom dibedakan menjadi:
a.
Autosom : biasa
disebut sebagai kromosom tubuh. Tidak mempengaruhi jenis kelamin. Terdiri dari
22 pasang, atau 44 kromosom.
b.
Genosom : biasa
disebut sebagai kromosom sex. Kromosom inilah yang mempengaruhi jenis kelamin.
Kromosom ini ada 2 jenis, yang masing – masing terdiri dari 1 pasang, yaitu :
1.
Kromosom X
2.
Kromosom Y, yang
terdiri dari :
a.
Ginospermium : 22aa
+ Kromosom X
b.
Androsperium : 22aa
+ Kromosom Y
Sekarang kita berbicara tentang DNA, dimana DNA juga
penting dalam pola pewarisan sifat. DNA trerletak ada di beberapa bagian,
antara lain :
a.
Nukleus
b.
mitokondria → pada tumbuhan dan hewan
c.
sitoplasma → pada
ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi
Replikasi DNA. Ada 3 macam DNA dalam melakukan replikasi,
anatara lain :
a.
Semikonservatif →rantai
doubel helix memisah, lalu muncul rantai lain disebelahnya
b.
Konservatif → doubel
helix tidak memisah, lalu terbentuk rantai doubel helik juga disebelahnyac.
c.
Dispertive → ranatai
doubel helik ada yang terpotong, lalu timbul rantai baru melengkapi rantai yang
terpotong
Selain DNA penting dalam pola pewarisan, RNA juga
penting. Pada hewan prokariot fungsi dari DNA digantikan oleh RNA.
Adapun ada 2 macam RNA, contohnya :
Adapun ada 2 macam RNA, contohnya :
a.
RNA genetik →RNA
yang terdapat pada organisme yang tidak memiliki DNA sehingga fungsi RNA sama
dengan RNA. Contohnya pada virus.
b.
RNA non genetik →
RNA yang terdapat ada organisme yang mempunyai DNA, contohnya pada manusia. RNA
ini juga dibedakan menjadi beberapa macam, menuruut fungsinya :
1.
m-RNA → disebut juga
RNA duta atau disebut dengan kodon. Fungsinya adalah membawa kode genetik dr
nukleus ke ribosom. m-RNA dibentuk di inti.
2.
t-RNA → disebut
dengan RNA transfer, terdapat di ribosom. Fungsinya adalah untuk penerjemahan
kodon dari RNA duta. Dapat disebut juga sebagai antikodon.
3.
r-RNA → berfungsi
membantu t-RNA untuk menerjemahkan kodon dan membantu merakit asam amino perbedan
DNA dan RNA
D.
Alat dan Bahan
1.
Wadah 2 buah
2.
Kancing genetika (model gen) warna
merah sebanyak 20 buah
3.
Kancing genetika (model gen) warna
putih sebanyak 20 buah
E.
Cara Kerja
1.
Menyediakan gen masing-masing 20
buah, lalu menandai wadah yang satu degan huruf A dan lainnya dengan huruf B.
2.
Memasukkan ke dalam wadah A dan B,
masing-masing 10 buah model gen kemudian mengocokkannya agar kedua model gen
tercampur.
3.
Dengan mata tertutup mengambil
secara serentak model gen dari wadah berulang kali sampai habis.
4.
Mengamati model gen yang terambil,
kemudian mencatat kode susunan gen itu ke dalam tabel hasil pengamatan.
F.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.
Persilangan
monohibrid
No
|
RR
|
Rr
|
rr
|
1
|
ü
|
|
|
2
|
|
|
ü
|
3
|
|
ü
|
|
4
|
|
|
ü
|
5
|
|
|
ü
|
6
|
ü
|
|
|
7
|
|
|
ü
|
8
|
ü
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
10
|
|
ü
|
|
11
|
|
ü
|
|
12
|
|
ü
|
|
13
|
ü
|
|
|
14
|
ü
|
|
|
15
|
|
|
ü
|
16
|
|
ü
|
|
17
|
|
ü
|
|
18
|
|
|
ü
|
19
|
ü
|
|
|
20
|
|
ü
|
|
Jumlah
yang didapat adalah RR = 6 , Rr =8, rr = 6.
Perbandingan
yang didapat adalah 1 : 2 : 1. Dominan penuh adalah 6 dan dominan tak penuh
adalah 8.
2.
Dihibrid
Dan dari 600 kali pengambilan diperoleh data sebagai
berikut :
No
|
Model gen
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
1
|
BK
|
lllll lllll ll
|
lllll lllll
lllll lllll
|
lllll lllll
lllll lllll ll
|
lllll lllll lllll l
|
2
|
Bk
|
lllll lllll
lllll
|
lllll lllll
lllll
|
lllll lllll
lllll lll
|
lllll lllll llll
|
3
|
bK
|
lllll lll
|
lllll lll
|
ll
|
lllll lllll ll
|
4
|
Bk
|
lllll lllll ll
|
lllll l
|
lllll lll
|
lllll lllll ll
|
Model Gen
BBKK = 12
BBKk = 36
BBkk = 30
BbKK = 54
BbKk = 14
Bbkk = 20
BbKK = 2
bbKk = 20
bbkk = 12
Dimana menghasilkan :
B-K = 132
B-k = 34
b-K = 22
b-k = 12
Model Gen
|
11
|
11
|
111
|
1V
|
Jumlah
|
BBKK
|
14
|
14
|
12
|
24
|
64
|
BBKk
|
30
|
18
|
36
|
22
|
106
|
BBkk
|
16
|
16
|
14
|
24
|
70
|
BbKK
|
28
|
18
|
30
|
24
|
100
|
BbKK
|
38
|
46
|
54
|
22
|
160
|
Bbkk
|
20
|
20
|
20
|
20
|
80
|
BbKK
|
18
|
18
|
2
|
20
|
58
|
bbKk
|
20
|
36
|
20
|
24
|
100
|
Bbkk
|
16
|
14
|
12
|
21
|
62
|
Pada tabel pertama diperoleh bahwa gen
M-M berjumlah 33 buah, gen M-P berjumlah 47 buah dan gen P-P berjumlah 20 buah.
Sehingga perbandingan gennya adalah M-M : M-P : P-P = 33 : 47 : 20 = 1 : 2 : 1.
Karena gen merah bersifat dominan, maka perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1.
Pada tabel kedua diperoleh bahwa gen
merah-merah berjumlah 147 buah, gen merah-putih sebanyak 290 buah, dan gen
putih-putih sebanyak 161 buah. Sehingga perbandingan genotipnya adalah M-M :
M-P : P-P = 147 : 290 : 161 = 1 : 2 : 1. Karena gen merahnya bersifat dominan,
maka perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1.
Meskipun demikian juga terjadi
penyimpangan data pada tabel pertama karena adanya dominasi tak penuh pada gen. Percobaan
pada bunga Antirrhinummajus.
BACK CROSS → perkawinan antara F2 dengan salah satu indukaya.
TEST CROSS → perkawinan antara F2 dengan induk atau individu yang homozigotresesif
BACK CROSS → perkawinan antara F2 dengan salah satu indukaya.
TEST CROSS → perkawinan antara F2 dengan induk atau individu yang homozigotresesif
Pembahasan :
Percobaan ini
tersebut bahwa karakter-karakter itu tidak melebur, tetapi melakukan segregasi
menurut keasliannya pada turunan kedua. Dengan demikian karakter-karakter itu
bebas satu dari yang lain dan masing-masing diwariskan dari induk kepada
turunannya (offspring) sebagai satuan-satuan terpisah.
Kesimpulan tersebut
mengimplikasikan bahwa warna
bunga merah (fenotipe A) sesungguhnya mengandung dua unsur genotipe (Aa).
Keduanya bersegregasi dan muncul pada turunan berikutnya. Bentuk genotipe A dan
a disebut juga bentuk-bentuk alternatif, dan disebut allela (alleles =gen-gen
pasangan). Allela kuat (dominant) selalu akan menutupi allela lemah (recessive)
dalam ekspresi fenotipiknya. Dan karakter bersifat lemah akan muncul bilamana
pasangan genotipenya juga lemah (misalnya a berpasangan dengan a = putih).
Namun demikian, dominansi sempurna tidak selalu berlaku. Allela terkadang
menunjukkan dominansi parsial atau bahkan tidak menunjukan dominansi, atau
codominance.
percobaan kawin
silangnya untuk dua karakter berbeda yaitu antara kapri berbiji merah dan bulat
dengan kapri berbiji putih dan kisut. Pada turunan pertamanya diperoleh biji
berwarna merah dan bulat. Hasil ini persis sama dengan prinsip dominansi yang
telah dibuktikan pada percobaan terdahulunya yaitu bahwa biji bulat berwarna
merah merupakan karakter dominan. Sewaktu kawin sendiri, hasil bijinya memiliki
komposisi fenotipe 9 berbiji bulat merah, 3 berbiji kisut merah, 3 berbiji
bulat putih, dan 1 berbiji kisut putih.
Hasil percobaan
lanjutannya ini tetap konsisten dengan prinsip segregasi hasil percobaan
pertama yaitu bahwa karakter-karakter asli muncul kembali pada turunan
keduanya. Hal yang lebih menarik pada percobaan kedua ini adalah bahwa selain
muncul dua tipe parental: biji merah bulat, dan biji putih kisut; juga muncul
tipe-tipe antara yang mungkin (reciprocal) yaitu: biji merah kisut dan biji
putih bulat. Tipe-tipe baru ini disebut tipe-tipe rekombinan (recombinant
types).
Karena
tersembunyinya genotipe resesif oleh efek allela dominan pada F1, kawin-silang
balik (backcross) antara gamet yang genotipenya tidak diketahui (misalnya biji
dengan fenotipe merah bulat) dengan gamet yang berasal dari biji homosigot
resesif (dalam hal ini biji kisut putih), maka segregasi bebas gamet-gamet dari
biji dengan genotipe yang tidak diketahui akan muncul dalam setiap kombinasi
dengan gamet-gamet resesif. Sehingga, kombinasi setiap susunan genetis mungkin
yang fenotipenya tidak diketahui, akan muncul dalam biji hasil kawin silang
balik.
Inferensi lanjut
dari temuan ini ialah bahwa pada turunan F2, pembentukan gamet melibatkan
asosiasi acak dari setiap kombinasi yang mungkin antara satu dari allela-allela
karakter warna biji dengan satu dari allela-allela bentuk biji (prinsip
berpasangan bebas; Mendel’s principle of independent assortment).
Dengan demikian, ada
empat tipe gamet yang mungkin dibentuk dalam proporsi yang sama. Andaikan warna
biji merah dominan disebut A, warna biji putih resesif disebut a, biji bulat
dominan disebut B, dan biji kisut disebut b, maka keempat kombinasi gamet yang
mungkin adalah: AB, Ab, aB, dan ab; dan mereka akan melakukan asosiasi secara
acak membentuk zigot pada generasi berikutnya.
Pada waktu yang
diturunkan -yang kemudian disebut gen, faktor tersebut tidak dipahami sebagai
sesuatu yang material. Kromosom dan banyak aspek lain dari biologi reproduksi
belum di kenal. Gen lebih dipahami sebagai sifat tertentu yang diturunkan dari
induk kepada turunannya.
·
Tiap
sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor
keturunan". Pada waktu itu Mendel belummenggunakan istilah "gen".
keturunan". Pada waktu itu Mendel belummenggunakan istilah "gen".
·
Tiap
pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif
sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan alela.
sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan alela.
·
Satu
dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif
bila keduanya ada bersama-sama.
bila keduanya ada bersama-sama.
·
Pada
pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet
menerima satu faktor alela tersebut c dikenal sebagai hukum
pemisahan mendel atau prinsip segregasi secara bebas.
menerima satu faktor alela tersebut c dikenal sebagai hukum
pemisahan mendel atau prinsip segregasi secara bebas.
·
Individu murni mempunyai dua alela yang sama
(homozigot), alel
dominan diberi simbol huruf besar sedang alel resesif huruf keciL
dominan diberi simbol huruf besar sedang alel resesif huruf keciL
Intermediat
1 : 2 : 1 → sifat "SAMA DOMINAN"; percobaan pada bunga genotip adalah
komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik).
fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.
pada hibrida atau polihibrida berlaku prinsip berpasangan secara bebas.
ratio fenotip (F2) hibrida normal menurut mendel
monohibrida3: 1 (hukum dominasi penuh) n= 1, jumlah gamet = 2
dihibrida 9: 3: 3: 1n= 2, jumlah gamet = 4
trihibrida 27: 9: 9: 9: 3: 3 : 3: 1 n= 3, jumlah gamet = 8
polihibrida (3:1)n n= n, jumlah gamet = 2n
(n) = jenis sifat berbeda (hibridanya).
fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.
pada hibrida atau polihibrida berlaku prinsip berpasangan secara bebas.
ratio fenotip (F2) hibrida normal menurut mendel
monohibrida3: 1 (hukum dominasi penuh) n= 1, jumlah gamet = 2
dihibrida 9: 3: 3: 1n= 2, jumlah gamet = 4
trihibrida 27: 9: 9: 9: 3: 3 : 3: 1 n= 3, jumlah gamet = 8
polihibrida (3:1)n n= n, jumlah gamet = 2n
(n) = jenis sifat berbeda (hibridanya).
G.
Jawaban Tugas
1.
Jelaskan beberapa prinsip dasar
hukum hereditas menurut Mendel.
2.
Jika terjadi dominasi tak penuh,
bagaimanakah perbandingan fenotip dan genotipnya?
Jawaban:
1.
Prinsip-prinsip dasar hukum
hereditas yaitu:
®
Hukum dominan, yaitu sifat yang
menutupi fenotip yang lain pada F1.
®
Sifat intermediat, yaitu tidak
adanya sifat yang saling menutupi .
®
Sifat kedominanan, yaitu adanya
percampuran sifat dominan dan resesif.
®
Hukum segregasi, yaitu hukum
pemisahan faktor gen sealel.
®
Hukum berpasangan secara bebas,
yaitu pembatasan dua induk yang memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih,
penurunan satu pasang faktor bebas memilih dari pasangan faktor lainnya.
®
Perkawinan balik (backross) yaitu perkawinan antara
individu F1 dengan salah satu induk betina atau jantan.
®
Uji silang (tescross), yaitu perkawinan antara individu F1 dengan
individu yang dobel resesif.
2.
Atau jika terjadi dominasi tak
penuh maka p Jika terjadi dominasi tak penuh maka perbandingan fenotip dan
genotip adalah:
Genotip = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 1
Fenotip = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1
Contohnya:
Bunga merah (MM) dengan bunga putih
(mm), jika disilangkan maka hasilnya merah muda. Jadi warna merah tidak
menutupi warna putih. Bila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk
sendiri atau sesamanya maka F2 diperoleh tanaman yang berbunga
merah, merah muda, dan putih.
Dengan perbandingan = 1 : 2 : 1
-
Ratio fenotip = 1 : 2 : 1
Merah : Merah Muda :
Putih
-
Ratio genotip = 1 : 2 : 3
H.
Daftar Pustaka
Abdul, Aryati. 2005. Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi Umum,
Gorontalo : UNG
Tim penusun.2009.penuntun praktikum biologi umum. laboratorium jurusan biologi : UNG
Gorontalo
P. Abdul,
Aryati. 2005. Bahan ajar mata
kuliah biologi umum. Jurusan pendidikan biologi Gorontalo : UNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar