BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentuyang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi,
spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.Dinamika
peradaban manusia dalam sejarahnya selalu tumbuh dan berkembang secara dinamis
sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap sejarah kehidupan
manusia itu sendiri. Sebagai makhluk yang terus mencari dan menyempurnakan
dirinya, manusia senantiasa berusaha dan berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya
untuk tetap eksis dan “survive” di tengah kebersamaannya di tengah
manusia lainnya.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Sebagai makhluk Tuhan,
2. Sebagaimakhlukindividu,
3. Sebagaimakhluk social budaya
Peradaban (civilization),
biasanya dipakai untuk bagan-bagan dan unsur-unsur yang halus dan indah
seperti kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan santun dan sistem pergaulan
yang kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur yang
kompleks.Peradaban sering pula dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan.Peradaban
hanya menekankan pada unsure tertentu, mungkin masuk akal (tingkat berpikir)
mungkin masuk unsure nurani.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa pengertian adab dan peradaban dan faktor
yang mempengaruhi peradaban bangsa serta wujud-wujud peradaban?
2.
Apa pengertian masyarakat madani?
3.
Bagaimana ciri-ciri masyarakat madani?
4.
Bagaimana tradisi bangsa di tengah era
modernisasi?
5.
Bagaimana problematika peradaban dalam kehidupan manusia?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui
pengertian adab dan peradaban serta faktor-faktor yang mempengaruhi peradaban
bangsa serta wujud-wujudnya.
2.
Untuk
mengetahui pengertian masyarakat
madani.
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri masyarakat madani.
4.
Untuk mengetahui tradisi bangsa di era
modernisasi.
5.
Untuk
mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan manusia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu
dapat menambah wawasan mahasiswa tentang adab dan peradaban, masyarakat madani,
tradisi dan modernisasi, serta problematika peradaban yang berada dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Adab Dan Peradaban
Istilah
peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan
mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah,
tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan
batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk
hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat
sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi
bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
“Adab” adalah kata asal dari “peradaban” yang artinya akhlak,
kesopanan, moral, dan kehalusan budi, budi luhur, manusia beradap yaitu manusia
yang memiliki akhlak yang mulia yang berbudi pekerti luhur, memiliki moral yang
tinggi dan kebalikannya adalah manusia yang “biadab”. Manusia yang tidak bermoral,
kejam keji berperilaku kasar dan tidak berbudi pekerti, jahat. “beradab” adalah
merupakan konsep-konsep norma-norma tertentu berupa perilaku wajar, diterima
oleh masyarakat luas, yang
dibutuhkan tata kehidupan yang aman tentram dan damai.
Pemaksaan norma kepada bangsa lain, yang akhirnya
berangsur-angsur berubah, meskipun pemaksaan semacam ini masih tetap ada tetapi
sangat kecil dan halus. Beberapa pendapat tentang pengertian peradaban antara
lain:
- Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.
- Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
- Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
- Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
- Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
ØPengertian Manusia sebagai Makhluk
Beradab dan Masyarakat Adab
Manusia memiliki beberapa sifat hakekat kodrati, yaitu sebagai makhluk
berfikir, social (bermasyarakat), susila, indah dan agamis, sebagai dari bagian
dari unsure-unsur adab.Oleh karena itu manusia boleh dikatakan sebagai manusia
beradab (memiliki adab). Manusia sebagai makhluk beradab, maka manusia tidak
akan lepas dari unsure-unsur yang baik, yang berupa budi pekerti luhur, sebagai
cirri-ciri makhuk beradab. Kualits keberadaban masing-masing bangsa memiliki
keaneka ragaman yang berbeda tergantung pada situasi dan kondisi, serta
kemajuan berfikir masing-masing bangsaitu sendiri
Masyarakat adab adalah masyarakat berpendidikan tinggi, sopan dan bebudi
pekerti luhur, berakhlak dan berkesopanan serta memilikirasa toleransi, tepo
seliro yang tinggi.Kita semua menganggap masyarakat kita beradab, namun kita
juga harus menerima kenyataan bahwa masyarakat kita masih banyak yang arogan
dan anarkhis. Masyarakat adab (civil society) suatu kombinasi
yang ideal antarakepentingan pribadi dan kepentingan umum yang memperjuangkan
penguatan posisi masyarakat terhadap Negara
Ø Evolusi Peradaban
dan Tahapan-Tahapannya
Akhlak, kesopanan dan budi pekerti menentukan tingkatan beradab atau
tidaknya manusia.Kita menganggap masyarakatkita beradab sesuai dengan budaya
timur.Tapi apakah budaya barat menganggap masyarakat kita sudah beradab?Belum
tentu, karena susdut pandang masyarakat barat yang berbeda dengan kita.
Peradaban juga berarti tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya.Mengau
pada perbedaan manusia yang beradab terhadap manusia yang biadab.Masyarakat
yang kurang beradab cirri-ciri utama melekat pada perbedaan tingkat
intelektual, perasaan keindahan, penguasaan teknologi dan tingkat spiritual
yang dimilikinya. Berdasarkan raian tersebut diatas antara evolusi budaya dan
peradaban, merupakan jalur yang sejalan yang dilalui oleh proses perkembangan
budaya masyarakat yang bersangkutan.
Empat
tahapan dalam evolusi budaya dalam kehidupan yaitu:
- Tahapan I, tahapan peradaban meramu dan berburu (gathering and hunting).
- Tahapan II, peradaban pertanian dan peternakan.
- Tahapan III, tahap peradaban industri.
- Tahapan IV, tahap peradaban informasi.
Sedangkan untuk Indonesia masih pada taraf peradaban pertanian, berarti
masih dalam tahapan pertama dan masih budaya konsumtif belum produktif, duduk
dengan santai dengan kondisi tangan dibawah, belum suka bekerja keras dalam
gayahidup mewah.
2.1.1 Tinggi
rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
1. Pendidikan
2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan
2.1.2 Wujud Peradaban
Menurut Benedict Anderson: Komunitas-komunitas yang
imagined adalah nasionalisme, karena meski sesama warga negara tidak bertemu,
mereka merasa dalam satu kesatuan kebangsaan, maka peradapan dapat berarti, masyarakat
yang merasa sebagai bagian dari suatu kesatuan peradapan.
Peradaban dapat berwujud sebagai berikut:
Wujud Peradaban Moral :
Moral adalah nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral
atau kesusilaan dan kesopanan/akhlak.
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya
dengan kesusilaan.
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang
dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang
apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku
manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan
(balance), dan kebalikan (contrast).
Wujud Peradaban Norma :
Norma merupakan aturan ukuran, atau pedoman yang digunakan dalam
menentukan sesuatu baik atau buruk,betul atau salah.norma, ada beberapa jenis,
diantaranya :
1.
Norma masyarakat
2.
Norma hukum
3.
Norma agama dan lain sebagainya.
2.2
Pengertian
Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
civil society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya
dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam
perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi
masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum
yang dipatuhi masyarakat.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya, maju dan modern,
setiap warganya menyadari dan mengetahui hak-hak dan kewajibannya terhadap
negara, bangsa dan agama serta terhadap sesama, dan menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia. Pengertian masyarakat madani sudah diperbincangkan sejak tahun
1990-an di kalangan kaum intelektual. Istilah masyarakat madani adalah
terjemahan dari kata civil society, seperti masyarakat sipil, masyarakat
kewargaan, dan masyarakat warga.
Dalam pengertian masyarakat madani ditandai dengan adanya identitas yang
dimiliki bersama sehingga hak dan tanggung jawab warga negara diberikan secara
proporsional dan seimbang.Ciri masyarakat madani lainnya adalah adanya
perlindungan hak-hak warga negara dalam pengertian luas mencakup aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, hukum dan lain sebagainya. Adanya perlindungan hak-hak
warga negara dari penguasa dan pemerintah pada akhirnya akan melahirkan
kepercayaan dan keamanan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini merupakan modal
yang sangat penting bagi terwujudnya sebuah kehidupan yang harmonis dan damai.
Masyarakat madani adalah konsep yang cair yang dibentuk dari poses
sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat
di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani,
maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat
madani, yakni adanya democratic governance (pemerinthana demokratis yang
dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat
sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security, civil responsibility
dan civil resilience). Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuh
prasyarat masyarakat madani yang tanpa prasyarat berikut maka masyarakat madani
hanya akan berhenti pada jargon, prasyarat tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan
kelompok dalam masyarakat.
b.
Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal
sosial (socail capital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan
tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antar
kelompok.
c.
Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang
pembangunan; dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan
sosial.
d.
Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat
dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana
isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan.
e.
Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat
serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan
kepercayaan.
f.
Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan
lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan
berkeadilan social.
g.
Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara
jaringan-jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan
dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya.
Tanpa prasyarat diatas maka masyarakat madani akan terjerumus pada
masyarakat “sipilisme” yang sempit yang tidak ubahnya dengan faham militerisme
yang anti demokrasi dan sering melanggar hak azasi manusia. Dengan kata lain,
ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam proses mewujudkan
masyarakat madani (lihat DuBois dan Milley, 1992). Rambu-rambu tersebut dapat
menjadi jebakan yang menggiring masyarakat menjadi sebuah entitas yang bertolak
belakang dengan semangat negara-bangsa:
1.
Sentralisme versus lokalisme
Masyarakat pada mulanya ingin mengganti prototipe pemerintahan yang
sentralisme dengan desentralisme. Namun yang terjadi kemudian malah terjebak ke
dalam faham lokalisme yang mengagungkan mitos-mitos kedaerahan tanpa
memperhatikan prinsip nasionalisme, meritokrasi dan keadilan sosial.
2.
Pluralisme versus rasisme
Pluralisme menunjuk pada saling penghormatan antara berbagai kelompok
dalam masyarakat dan penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan
sebaliknya, yang memungkinkan mereka mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa
prasangka dan permusuhan.Ketimbang berupaya untuk mengeliminasi karakter etnis,
pluralisme budaya berjuang untuk memelihara integritas budaya.Pluralisme
menghindari penyeragaman.Karena, seperti kata Kleden (2000:5), “…penyeragaman
adalah kekerasan terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat dan terhadap
potensi manusia".
Sebaliknya, rasisme merupakan sebuah ideologi yang membenarkan dominasi
satu kelompok ras tertentu terhadap kelompok lainnya.Rasisme sering diberi
legitimasi oleh suatu klaim bahwa suatu ras minoritas secara genetik dan budaya
lebih inferior dari ras yang dominan. Diskriminasi ras memiliki tiga tingkatan:
individual, organisasional, dan struktural. Pada tingkat individu, diskriminasi
ras berwujud sikap dan perilaku prasangka.Pada tingkat organisasi, diskriminasi
ras terlihat manakala kebijakan, aturan dan perundang-undangan hanya
menguntungkan kelompok tertentu saja.Secara struktural, diskriminasi ras dapat
dilacak manakala satu lembaga sosial memberikan pembatasan-pembatasan dan
larangan-larangan terhadap lembaga lainnya.
3.
Elitisme dan communalisme
Elitisme merujuk pada pemujaan yang berlebihan terhadap strata atau kelas
sosial berdasarkan kekayaan, kekuasaan dan prestise. Seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki kelas sosial tinggi kemudian dianggap berhak menentukan
potensi-potensi orang lain dalam menjangkau sumber-sumber atau mencapai
kesempatan-kesempatan yang ada dalam masyarakat. Sementara itu komunalisme
adalah perasaan superioritas yang berlebihan terhadap kelompoknya sendiri dan
memandang kelompok lain sebagai lawan yang harus diwaspadai dan kalau perlu
dibinasakan.
2.3
Ciri-Ciri
Masyarakat Madani
Hakekat manusia mempunyai kesamaan yang berupa kemanusiaannya. Kesamaan manusia memungkinkan tumbuhnya
peradaban. Manusia dapat
hidup karena mempertahankan eksistensinya sebagai mahkluk beradab dan
bahkan berkembang membangun kehidupannya kearah yang lebih tinggi berkat kerja
sama dengan manusia lain. Manusia tidak lepas dengan masyarakatnya ,karena
dengan masyarakatnya akan manusia itu kearah yang lebih beradap.Agar manusia
dapat berperan dan mempunyai pengetahuan yang sama dan adanya keterjalinan
antara unsur unsur universal dan unsur unsur alternatif, yang berinteraksi satu
dengan lainnya sehingga peradapan dapat berkembang dan selalu eksis. Disini
diperlukan pula pengembangan identitas seseorang dalam lingkungan dan
kebudayaannya.Manusia yang kehilangan identitas tidak mungkin dapat
mengembangkan kemampuannya untuk memperkaya kebudayaannya. Dalam masyarakat
Madani ada 2 komponen yang berkembang yaitu : individu sebagai pelaku dan
masyarakat dan kedua pranata sosial yang menampung nilai nilai budaya yang akan
mengatur tercapainya tujuan bersama.
Terciptanya masyarakat madani dalam rangka kelangsungan hidup
masyarakat,yang terdiri adanya hubungan antara individu dan negara yang secara
adil dan beradab, dengan tatanan sosial yang egalitarian
yang menentang di segala librium dan ketimpangan sosial.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang
pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam
kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara
Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas,
demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan
kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima
semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab,
memilih calon pemimpin secara jujur dan adil, menyikapi mass media secara
kritis dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis,
berani dan mampu menjadi saksi, memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan mau
silih asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini,
mengenal cita-cita Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
Karakteristik masyarakat madani adalah
sebagai berikut :
Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.
Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi
dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan,
dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain
dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud
melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi :
ü Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
ü Pers yang bebas
ü Supremasi hukum
ü Perguruan Tinggi
ü Partai politik
Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima
pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat,
sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan
oleh orang/kelompok lain.
Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif
dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan.
Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki
kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia diantaranya :
v Kualitas SDM yang belum memadai karena
pendidikan yang belum merata
v Masih rendahnya pendidikan politik
masyarakat
v Kondisi ekonomi nasional yang belum
stabil pasca krisis moneter
v Tingginya angkatan kerja yang belum
terserap karena lapangan kerja yang terbatas
v Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak
dalam jumlah yang besar
v Kondisi sosial politik yang belum pulih
pasca reformasi
Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan jaman, pemberdayaan civil society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya sebagai berikut :
- Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan pendidikan
- Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh yang digaji atau di PHK secara sepihak dan lain-lain)
- Sebagai kontrol terhadap negara
- Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan (pressure group)
- Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-organsasi lainnya.
Menurut Bahmueller (1997), ada
beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
v Terintegrasinya individu-individu dan
kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan
aliansi sosial.
v Menyebarnya kekuasaan sehingga
kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh
kekuatan-kekuatan alternatif.
v Dilengkapinya program-program
pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang
berbasis masyarakat.
v Terjembataninya kepentingan-kepentingan
individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu
memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
v Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada
mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.
v Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan
(trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang
lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
v Adanya pembebasan masyarakat melalui
kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.
Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat
madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari
akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya, dimana pemerintahannya memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program
pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah
masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted.
2.4
Tradisi
Bangsa Di Tengah Era Modernisasi
Pepatah yang mengatakan bahwa orang lain tidak dapat mengetahui
perasaan kita ternyata tidak selamanya benar. bertahun-tahun yang
lalu mungkin dapat dikatakan tidak ada yang dapat membaca isi hati kita, secara
teoritis. namun dengan hadirnya bermacam-macam produk teknologi informasi,
sangat terlihat secara jelas pergeseran peradaban manusia. dengan adanya
produk-produk teknologi informasi seperti gadget membuat semua
orang dengan mudah untuk mendapat informasi dan dengan waktu yang relatif cepat.
sehingga semakin jelas pula kemungkinan antar individu atau kelompok untuk
saling mengirim dan menerima informasi.
Jejaring sosial, atau lebih populer dikenal dengan social network yang
saat ini sedang menjadi trendig topic atau topik yang sedang nge-tren baik
dikalangan orang dewasa, orang tua, bahkan anak-anak pun telah menjadi sebuah
kebutuhan penting.dan memang hal ini adalah suatu bentuk akibat dari sebuah
sebab. dan kini pun anak-anak lebih mengenal mainan bernama facebook,
twitter dan juga istilah-istilah download, upload, dll.
sangat jauh berbeda dengan era 90-an, dimana mainan tradisional dan
tembang-tembang dolanan lebih digemari daripada mainan modern
seperti hp, game online, dll.
Konsep modernisasi jauh berbeda dengan konsep tradisional.misalnya pada
alat-alat modern yang lebih dipentingkan adalah konsep cepat (instan) dan
mudah. jika sampai kita terbiasa dengan pola instan dan mudah, maka akan sulit
bagi untuk menikmati sebuah proses dan lebih sulit juga menghadapi kesulitan.
sedangkan, pada konsep tradisional yang lebih dipentingkan adalah proses, dan
kesederhanaan. sehingga jika sampai kita tanamkan nilai-nilai dalam konsep
tradisional maka kita akan lebih nyaman dalam menjalankan sebuah proses, dan
tentunya lebih sederhana dalam menyelesaikan sebuah kesulitan.
Lantas siapakah yang harus berperan dalam menyikapi pergeseran kebudayaan
yang sangat nyata ini.kekuatan pemerintah dan aktivis-aktivis budaya dalam
pelestarian kebudayaan tradisional juga seperti kalah dengan segala macam
produk kebudayaan modern yang lebih menggiurkan jika dibanding dengan
kebudayaan tradisional yang katanya terkesan jadul. orang tua pun
lebih banyak yang terseret arus modernisasi dengan dalih tak mau kalah dengan
yang muda. dan golongan remaja juga lebih gemar menikmati masa mudanya dalam
arus deras modernisasi. bahkan yang lebih mengesankan, anak-anak balita pun
diajarkan oleh untuk mulai menggunakan produk-produk modernisasi. sehingga dari
kecil mereka dididik untuk menggunakan yang lebih modern yang notabene lebih instan.
jika sejak dini sudah ditanamkan pola hidup (lifestyle) yang
sedemikian, maka tinggal menunggu apa yang akan terjadi nantinya.
Tradisi merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah
berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek
moyang karena adanya penilaian bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan cara yang paling baik dan benar.Tradisi dipengaruhi oleh
kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi
kebiasaan.
Pengertian tradisi menurut DenHann adalah suatu perilaku peradapan yang
menyangkut seluruh kehidupan social,politik ekonomi dan teknik serta ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan kegunaan praktis,berperilaku secara tturun
temurun yang diikat oleh adanya hokum (norma) adat selalu
dipertahankan.Folkways menjelaskan tradisi menurut pengertian adap adalah
kebiasaan atau norma kesopanan dan hukum.
Contoh :
1. Orang muda lebih sopan berbicara dengan
orang tua menunduk kepalanya
2. Perilaku gotong royong,kuat karena
masyarakat basis ekonominya agraris
Anak muda menguasai lagu lagu daerah
1. Semboyan biar lambat asal
selamat,berakibat kurang bekerja keras
2. Pengabdian yang berdasar kultus
individu.
Modernisasi yaitu suatu bentuk upaya untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaannya menuju masyarakat budaya baru ,dari masyarakat tradisional.Proses
perubahan ini sejalan dengan tehnologi dan ilmu pengetahuan .Modernisasi juga diartikan
sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang
tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang
modern.Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai
berikut.
Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi
total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti
teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari
perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang
biasanya dinamakan social planning (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar).
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern
mencakup pengertian sebagai berikut.
1.
Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang
dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
2.
Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya
dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.
SoerjonoSoekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut :
1.
Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas
penguasa ataupun masyarakat.
2.
Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar
mewujudkan birokrasi.
3.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang
terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
4.
Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap
modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5.
Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti
disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
6.
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Menurut Gyril Black modernisasi tidak terletak pada
watakmasysrakat,tetapi pada watak perorangandan di tandai oleh tumbuh dan
berkembangnya ilmu pengetahuan dengan baik,serta pemahaman manusia terhadap
rahasia alam yang di aplikasikan dalam berbagai kegiatan manusia.
Ciri ciri manusia modern :
- Bersedia menerima gangguan baru
- Terlibat dalam perencanaan dan organisasi moral
- Mampu meyakini kemampuan manusia,memperhitungkan keadaan
- Sadar akan harga diri dan harga diri orang lain
- Percaya diri pada ilmu pengetahuan dan tehnologi
- Yakin akan adanya keadilan yang bisa dirasakan
Syarat modernisasi di antaranya :
- Cara berfikir ilmiah dan disiplin
- Sistim administrasi yang baik
- Sistim informasi yang teratur dan terpusat pada mendunia
- Sistem perencanaan sosial yang matang dan mantap.
2.5
Problematika Peradaban dalam Kehidupan
Manusia
Peradaban adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan
bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep
kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran.
Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam
upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Pengaruh Globalisasi
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi
implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan
didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi
akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan
tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan
aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan,
kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan,
seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi
terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi
liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya
ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain
membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai
demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain
menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp mengenal
batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih
bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat
keuntungan, serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya
nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai
sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin
lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi,
komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan
dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu
keamanan bangsa.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat
globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat,
terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan
kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi
informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak
alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih
menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli
Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang
terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah
tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan
salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan
pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral
yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian
tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur
pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai
dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini
berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan)
dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling
berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga
berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks
hubungan kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan
cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya
kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur
bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya
ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita
temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak
muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam
percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas
mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Istilah
peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. “Adab” adalah kata asal dari “peradaban” yang artinya akhlak,
kesopanan, moral, dan kehalusan budi, budi luhur, manusia beradap yaitu manusia
yang memiliki akhlak yang mulia yang berbudi pekerti luhur, memiliki moral yang
tinggi dan kebalikannya adalah manusia yang “biadab”. Manusia yang tidak
bermoral, kejam keji berperilaku kasar dan tidak berbudi pekerti, jahat.
“beradab” adalah merupakan konsep-konsep norma-norma tertentu berupa perilaku
wajar, diterima oleg masyarakat luas, yang dibutuhkan tata kehidupan yang aman
tentram dan damai.
Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
1. Pendidikan
2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan
Peradaban dapat berwujud sebagai berikut:
1.
Wujud Peradaban Moral
2.
Wujud Peradaban Norma
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya, maju dan modern,
setiap warganya menyadari dan mengetahui hak-hak dan kewajibannya terhadap
negara, bangsa dan agama serta terhadap sesama, dan menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia. Pengertian masyarakat madani sudah diperbincangkan sejak tahun
1990-an di kalangan kaum intelektual. Istilah masyarakat madani adalah
terjemahan dari kata civil society, seperti masyarakat sipil, masyarakat
kewargaan, dan masyarakat warga.
Karakteristik masyarakat madani adalah
sebagai berikut :
·
Free public sphere
·
Demokratisasi,
·
Toleransi,
·
Pluralisme,
·
Keadilan sosial (social justice),
·
Partisipasi sosial,
·
Supremasi hukum,
Konsep modernisasi jauh berbeda dengan konsep tradisional.misalnya pada
alat-alat modern yang lebih dipentingkan adalah konsep cepat (instan) dan
mudah. jika sampai kita terbiasa dengan pola instan dan mudah, maka akan sulit
bagi untuk menikmati sebuah proses dan lebih sulit juga menghadapi kesulitan.
sedangkan, pada konsep tradisional yang lebih dipentingkan adalah proses, dan
kesederhanaan. sehingga jika sampai kita tanamkan nilai-nilai dalam konsep
tradisional maka kita akan lebih nyaman dalam menjalankan sebuah proses, dan
tentunya lebih sederhana dalam menyelesaikan sebuah kesulitan.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi
implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan
didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi
akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan
tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan
aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan,
kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa. Globalisasi
memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik
adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan
negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi.
Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi
dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak
asasi manusia.
3.2 Saran
Disarankan kepada mahasiswa
agar hendaknya menjadi mahasiswa yang beradab yang dapat mengatasi
problematika-problematika peradaban. Dan apabila terjun ke masyrakat nanti,
menjadi bagian dari masyarakat yang madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar